KEPADA YANG BERKENAAN
APA YANG TERTULIS MERUPAKAN PANDANGAN PERIBADI PENULIS. TIADA KAITAN DAN SANGKUT-PAUT DENGAN MANA-MANA PIHAK. JIKA TERDAPAT KESILAPAN DAN SALAH FAHAM, PENULIS DENGAN RASA RENDAH DIRI MEMOHON MAAF.
Anda mempunyai cerita yang menarik atau pendapat yang bernas yang anda ingin kongsikan? Emailkan sahaja cerita/pendapat anda ke eyeshield21xx@gmail.com.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam.
'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizin
kannya masuk,
'Maafkan lah,ayahku sedang demam, kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani
ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada
Fatimah,'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak tahulah ayahku, orang
sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu,
Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang
menggetarkan.Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu
hendak dikenang.
'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul
maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat
maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak
ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya
sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?',
tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
'Pintu-pintu langit
telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. 'Semua syurga terbuka
lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak
membuat kan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak
senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.
'Khabarkan kepadaku
bagaimana nasib umatku kelak?'
'Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku
pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa
saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang.
'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
'Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?' Tanya Rasulullah pada
Malaikat pengantar wahyu itu.
'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal,' kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar
Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
'Ya
Allah, dahsyat nya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku.' Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak
membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya.
'Uushiikum bis
shalati, wa 'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di
antaramu.'
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat
saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali
kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah
hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita
mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim
'alaihih
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita tapi adakah kita mencintai diri kita sendiri?
0 comments :: Inikah orangnya yang Nik Aziz kata sama sahaja dengan mamat2 di kampung?
Post a Comment
ADA AKAL KAN? JADI KOMENLAH DENGAN MENGGUNAKAN AKAL. BUKAN KOMEN DARI KEPALA LUTUT. SEKIAN...